Anakku.....
Pagi ini mendung menyapa alam, Air langit menetes seperti tangisan,
Jatuh bergerai basahi seisi bumi.....
Kembali dan berulang di waktu bergantian.....hingga cerah malu menampakkan diri.
Anakku........
Seiring perjalananmu membuka pintu rizky ada doaku menyertai....
Sebuah sisi hari melangkah di hari berikutnya.....
Sebuah sudut bulan menelusuri tahun berikutnya....
Berbekal niat menyongsong harapan esok diantara harapan saat ini....Lelah jadi lagu penyemangat.
Ada senyum yang tak biasa.......
Ada tatapan yang tak sebelumnya..
Ada pemikiran yang keluar begitu saja atau memang sebuah rencana.
Langit semakin meredup dan perlahan menangis........
Anakku......
Hawa dingin memeluk erat sang waktu yang tenang berjalan.....
Tiada yang tahu, angin membawa kemana tujuan esok.....
Tiada yang tahu,sesuai rencanakah harapan berlabuh.....
Tiada yang tahu,sebuah angan akan terwujud atau hanya mimpi....
Tiadà usaha yang sia sia àpalagi peluh telah menemani langkah.......
Dan tiap lembaran yang terisi adalah tawakal pada sang Khaliq.
Anakku........
Mentari telah merubah pagi menjadi siang.....,sinarnya luluh oleh airmata sang hujan.
Teriknya yang biasa panas berkuasa........tiada berdaya.
Begitulah musim,bagai kehidupan
berputar, terkadang diatas lalu dibawah dan terhempas......
Semakin kuat atau bertahan atau tiada berdaya.......
Anakku......
Jadilah waktu,dimanapun putarannya tetap tenang.... dimanapun berada tetap berjalan sesuai tujuan ......
Jadilah waktu,untuk mencapainya sabar melalui detik....merangkak dalam menit.....hingga pencapaian jam yang maksimal.
Anakku.....
Jadilah waktu yang tetap ikhlas berputar walau seorangpun tak melihatnya.
Comments
Post a Comment