Skip to main content

Sebatang Pohon raga

Malam ini hatiku diantara pembelajaran dan pembenaran....
Kalimat yang tersampaikan sederhana tetapi terasa menggena,
Pencerahan hati,menjadikan jiwa ini mengiyakan tiap kalimat yang perlahan mengalir diruang kalbu.

Seumpama apa sebuah pohon didalam diri tumbuh dan berbuah,
Seumpama apa pohon dalam diri bercabang dan berdaun lalu berbuah manis.
Itulah gambaran hidup seorang mukmin....
Umpama pohon batangnya sebuah raga dengan 7 cabang sebagai artinya.

Cabang pertama adalah hati,dia berbuah manis dimana segala sesuatunya bernilai ibadah.....
Tak ada penyakit hati yang menempel didindingnya......
Didalamnya hanya ingin segala sesuatu yang mengundang RidhoNya.
Mampukah kita menjaga hati ini.

Cabang kedua ada di lisan,saat kata menjadi kebaikan,kalimat menjadi penyejuk dan ucapan terjaga dengan segala rasa yang keluar dari hati.
Itulah buah dari sebuah lisan.
Mampukah kita menjaga lisan ini, dari bahasa yang menyakitkan.

Cabang ketiga adalah mata, dimana mata berbuah dengan cara memandang yang indah dengan  kasih sayangNya tanpa melukai rasa.......
atau menatap dalam balutan kebaikan tanpa keburukan yang  menyerta....
Mampukah kita menjaga mata ini dari sebuah pandang yang menimbulkan dosa.

Tangan adalah cabang yang ke 4,
Yang didalamnya berbuah keinginan untuk selalu beramal, bersodaqoh,memberi dan berbagi kebaikan.
Mampukah tangan ini kita miliki.

Kaki adalah cabang ke 5 dari pohon raga ini.
Dia berbuah keinginan yang selalu melangkah dijalan kebaikan....
Berjalan ke majelis dzikir.....
Jalan dalam keniatan ibadah......
atau melangkah untuk berjama'ah memuji kebesaranNya.....
Jalan yang diRidhoi Alloh,bukan jalan yang dimurkaiNya.

Cabang yang ke 6 adalah perut,
Dia akan berbuah kebaikan andai nafkah yang dimasukan adalah sebuah halal bukan keburukan.
Meraih dan mencari nafkah  harus membedakan halal dan haramnya demi suburnya sebuah pohon raga.

Cabang pohon yang ke 7 adalah nafsu....
Cabang ini akan berbuah manis andai kita dapat melawan hawa nafsu yang ada dalam diri kita.
Banyak yang terjerumus karena kalah dengan nafsu.
Bahkan banyak yang hancur dan rapuh sebatang pohon raga karena cabangnya tidak berbuah.

Uraian pohon raga umpama kehidupan yang panjang dan berkembang....
Akan terasa sia-sia sebuah hidup dalam panjang usia kalau tak beribadah taat kepada sang Pencipta.
Akan terasa percuma kehidupan ini kalau batangnya raga tumbuh bercabang,berdahan,beranting...... tetapi hati dan jiwa tiada berbuah sama sekali.

Semoga hidup kita bagai pohon tumbuh subur yang berbuah lebat.
Karena sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain.

Comments

Kiriman Terpopuler