Lelah waktu di ujung detik.....
Menyeret menit yang tak ingin berganti dengan hari......
Bersandar dalam bahagia,
membias serpihan asa yang mulai menyata.....
Perlahan ku buka mata,semua bukanlah mimpi.
Ku tutup langit berawan,agar hujan tiada menangis lagi.....
Kuhalangi sinar mentari,agar teriknya tak silaukan mata....
Ku bungkus keindahan yang tercipta,agar tetap dalam rasa.
Bersama kehangatan nafas panjang yang mengembang.....
Ada syukurku disetiap kalimat doa.
Untaian kata indah bagai syair sang pujangga.
Wanginya bagai taburan bunga yang beraroma surga.
Berangin embun,yang tiada basah.
Bersinar bulan oleh sang siang....
Tenang penuh kedamaian.
Jangan biarkan semua tersudahi dengan bergesernya waktu.......
Jangan biarkan angan berlalu, ijinkan bermalasan sejenak diruang imajinasiku.....
Menggores semua kejenuhan dengan warna warni sang khayal....
Hingga raga ini rehat bermanja dari penatnya kehidupan.
Entah apa yang tercipta,
Saat waktu kembali melaju....
Saat detik merayap mengelilingi menit dan berbagi pagi,siang dan malam hamparan sang hari
Entah apa yang terjadi,
Saat awan kembali menghitam....
Langit mulai menangis.
Saat esok mentari bersinar dengan teriknya yang melegamkan rasa.
Angin panas membasuh kulit isi semesta.
Semua kembali dalam penggalan hati yang terjaga.
Keluar dari angan,berlari dari imajinasi.
Dan tersudahi di lalu-lalangnya sang dunia.
Comments
Post a Comment