Gemuruh itu bagai suara di dalam mimpiku.....
Hingga kuterjaga dalam berita duka yang sama dalam tidurku.
Gonjangan pelan...... semakin lama menggetarkan perut bumi.
Seakan bumi menggeliat murka memporak-porandakan semesta....
Kekuatan manusia yang menjulang runtuh seketika...
Kekuasaan yang dibanggakan luluh merata dengan tanah.....
Terbujur bagai bangkai yang tak berguna.
Akan kemana sebuah jiwa andai hari telah diminta yang punya.....
Titipan telah diambil tanpa sebuah terka.
Dan waktu seakan telah tertutup dari kehidupan.
Akan kemana sebuah jiwa kalau semesta tak lagi bersama...
Bumi enggan menerima dan samudra pun ikut murka seperti kehendakNya.
Semua kembali papa saat jiwa terlahir tanpa daya.....
Jeritan kesedihan mewarnai duka yang mendalam....
Isak tangis mengharu pilu semua hati yang telah ditinggal pergi.
Kemana sebuah jiwa akan kembali....tanpa kata-kata yang tersampaikan sebagai kalimat akhir.
Hingga penyalahan diri menjadi sesal yang berkepanjangan....
Sendiri dalam balutan trauma sebuah gempa.
Kemana sebuah jiwa akan kembali.....
Airmata tertinggal disela luka....
Keinginan yang belum sempurna tergores dikeningnya.....
Namun senyum iklhas tersungging dibibirnya.
Bersama raga yang terbaring sujud diakhir hayatnya.
Kemana sebuah jiwa akan kembali....secepat kilat bagai cahaya.
Saat raga terbujur dalam balutan mukena dan lafal AsmaNya berakhir diujung lidahnya.
Kemana sebuah jiwa akan kembali....warna warni cerita menyerta disetiap perjalanan hidupnya....
Ada yang mewangi disekitarnya.
Ada yang berbeda dari cerita yang menyedihkan lainnya.
Semua kembali dalam masing-masin jiwa sesuai amal perbuatannya.
Gemuruh itu meninggalkan duka semua saudaraku....
Musibah gempa berakhir dalam duka yang lama....
Hingga semua kembali terjaga, Alloh berkuasa atas alam semesta.
Comments
Post a Comment