Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2018

Saat bumi murka

      Gemuruh itu bagai suara di dalam mimpiku..... Hingga kuterjaga dalam berita duka yang sama dalam tidurku. Gonjangan pelan...... semakin lama menggetarkan perut bumi. Seakan bumi menggeliat murka memporak-porandakan semesta.... Kekuatan manusia yang menjulang runtuh seketika... Kekuasaan yang dibanggakan luluh merata dengan tanah..... Terbujur bagai bangkai yang tak berguna.      Akan kemana sebuah jiwa andai hari telah diminta yang punya..... Titipan telah diambil tanpa sebuah terka. Dan waktu seakan telah tertutup dari kehidupan.         Akan kemana sebuah jiwa kalau semesta tak lagi  bersama... Bumi enggan menerima dan samudra pun ikut murka seperti kehendakNya. Semua kembali papa saat jiwa terlahir tanpa daya..... Jeritan kesedihan mewarnai duka yang mendalam.... Isak tangis mengharu pilu semua hati yang telah ditinggal pergi.        Kemana sebuah ji...

Coretan untuk Tuhan

Tuhan..... Kenikmatan Mu tiada terbatas sampai kini masih kurasakan. Rasa syukurku tiada henti atas AnugerahMu dalam kehidupanku. Hingga saat inipun tak ingin ku berpaling dariMu. Tuhan..... Hari mulai terasa lelah dalam perjalanan waktu. Satu persatu keluhan raga sering  diperdengarkan. Kekuatan raga yang dulu dibanggakan mulai berkurang seiring usia yang Kau panjangkan. Tuhan..... Cerita raga mulai ditunjukkan lewat mata yang mulai kabur dari pandang...... Lewat telinga yang kadang tiada mendengar..... Gigipun seakan tak mampu mengunyah hingga rasa tak senikmat dahulu..., Kadang kala tangan ikut berdongeng tentang keluhnya yang mulai sakit..... Dan kakipun mengiyakan keluhan yang sama. Tuhan..... Banyak cerita dari raga ini yang telah terdengar. Kulit,tulang dan rambutpun berdongeng sama tentang dirinya yang mulai berubah....... Tak ada keabadian untuk sebuah raga,hanya jiwa yang akan kembali dipangkuanMu Tuhan..... Bersama raga yang mulai luntur kekuatannya. ...

Seumpama melati

     Sekuntum melati beraroma wangi, lambang cinta suci yang sejati.... Tercium baumu diantara desahan manja sang angin yang ikut merasakan aromamu.......       Jauh sebelum mekar,kuncupmu sudah menawan dari pandangan. Hingga tumbuh mekar semakin sedap dipandang..... Melati lambang cinta suci yang abadi.         Umpama cinta engkaulah laksananya...., ibarat gadis engkaulah sang pujaan......., Hingga labuhnya hati  ingin tertambat dibelahan jiwamu.... Mencinta tanpa ada dusta. Melati engkau bagai bidadari.       Semusim belum berganti,tapi aromamu masih tetap mewangi.... Kuncup demi kuncup mulai menghiasi mata ini saat memandang..... Dan esok hari kuharapkan bertemu dengan senyum indahmu yang penuh kasih sayang..... Mekar menghiasi seluruh hati sang pendamba penuh cinta. Melati engkau penuh pesona.       Jauh hayalku tentangmu, berangan diha...

Dunia anak

Sinar mentari jatuh diantara harapan dan keinginan...... Satu persatu peluh jadi saksi saat labuhnya raga menjadi tumpuan beban sebuah dunia..... Berbeda dengan layang-layang yang tetap terbang menantang sang siang dalam balutan tawa dan bahagia yang menerbangkanya...... Itulah dunia anak yang terasa indah bagai disurga. Anak berlari telanjang kaki tanpa menghiraukan teriknya yang sangat menyengat ..... Ubun-ubun terasa mendidih hingga tiada mampu berfikir jernih.....keruh bagai air di musim kemarau. Tatapan terasa membayang bersama basahnya sang mata dalam kepedihan..... Namun senyum bahagia mewarnai masa anak-anak itu.... Dalam sekejap keceriaan berubah warna lain.... Lelah,lapar dan kantuk menyudahi semua bersama labuhnya raga dipangkuan sang bunda..... Aroma peluh menusuk hidung,bersama legamnya kulit yang mulai mengkilat..... Bau mentari masih menempel dirambutnya yang memerah.... Dan diantara bau khas itu ada aroma surga didalamnya. Dunia anak-anak...... Ada cerita ...

Cukuplah yang ada

Bukanlah sesuatu yang biasa,tapi cukup istimewa diruang hatiku..... Bukan sesuatu yang mewah,tapi cukup sederhana dalam pandanganku..... Bukan sesuatu yang disengaja,tapi cukup terbiasa dengan sendirinya.... Bukan sesuatu yang dipaksakan tapi mampu berkarisma dalam keyakinanku...... Bukan sesuatu yang luar biasa,tapi cukup mampu menggetarkan jiwa. Bukan sesuatu yang ditutup-tutupi tapi semua apa adanya..... Dan bukan sesuatu yang hanya sesaat tapi sejati dari hidup sampai mati dan sampai hidup kembali. Itulah rasa yang mengalir saat semua mampu berfikir dengan logika..... Cukuplah yang ada memberi warna dikehidupanku tanpa inginkan warna lain sebagai umpama...... Cukuplah yang ada memberi kebahagiaan nyata tanpa kalimat janji yang hanya pemanis saja..... Cukuplah yang ada memenuhi ruang kalbuku tanpa pandangan lain sebagai tandingan.... Cukuplah yang ada melengkapi hidupku tanpa tolehan lain mencari kelebihan.... Cukuplah yang ada penyempurna kurangku tanpa tatapan lain se...

Sepiku

Ada kalanya keramaian terasa sepi dalam sebuah hati..... Lalu lalang cerita bagaikan penggalan drama,hadirkan sendiriku tanpa orang tersayang. Jauh hari terlalui.... Beriringan jarum jam yang terus menuju pergantian...... Waktu berjalan berganti masa dalam hitungan usia yang jauh meninggalkan mudaku. Tiap lembar menit kugores bahagia dalam sepiku..... Tiap detik ku rangkai kisah yang menyata..... Entah rasa lain kadang mampir sebagai warna ditiap goresan itu. Kadang biru dalam haruku ..... Berubah merah dalam serapah .... Abu muda mewakili resahku dan kuning mewarnai ceriaku.... Sebentar hijau lalu putih dan menghitam.....sebagai bahagia,suka dukaku. Bersama waktu yang merubah lembaran menit dalam bulan dan tahun. Terangkum sudah sendiriku dalam sepi.....hanya coretan kabar dari orang tercinta.... Hanya suara rindu tanpa kata-kata yang berwujud... Hanya pandang tanpa sebuah sua... Dan hanya doa berbalas doa tentang keadaanmu disana.

Raga berangan

Sebuah raga terbaring di dekapan  jiwa yang tenang. Gambar diri bermain dipelupuk mata yang terpejam. Peristiwa dan rencana berbenah di setiap kerjapan mata yang merapat. Bibir merangkai keluh yang terlukis lewat senyuman.... semua membawa rasa yang berbeda. Terbang bagai serpihan cahaya ditengah gelapnya malam. Tiada kata sebagai ungkapan yang dapat tersampaikan. Hati ini terasa penuh mengingat kematian. Raga terbaring dalam tidur yang terjaga ... Mata tetap terpejam dalam angan yang terbang membelah samudra kelam sang kematian. Tiada kesanggupan andai kalimat tanya disampaikan. Tiada rasa berandai saat waktu kembali  jadi pilihan. Dan tiada yang mampu berfikir  saat waktu itu datang seketika tanpa kabar berita. Mengalir airmata ini dalam raga yang masih terbaring. Saat raga terbaring di pembaringan ....angan apa yang melintas.... Pikiran apa yang terjadi... Saat semua tak berguna dalam sekejap jiwa telah sirna. Sebatas itukah pikiran terbentur rasa takut...

Kasih

Kasih.........  ku kirim seulas senyum dihalaman mimpimu, bersama cinta kutebar kasih sayang disela tidurmu..... Berharap pertemuan diruang rindu menjadi penyempurna sebuah mimpi. Kasih.... kau balas selembar senyum ini dalam balutan rindu. Semua terasa nyata saat terjagaku dalam rasa yang sama. Kasih..... kau sambut kasih sayang ini bersama hati yang berasa. Dan biarkan cemburu sebagai bumbu sebuah kerinduan. Kasih..... Kau buka ruang mimpi saat perjumpaan ini. Biarkan prasangka hadir sesaat sebagai labuhnya sebuah kesetiaan Kasih.... Kusingggahi sempurnanya mimpi ini.sebagai harapan yang akan tertambat. Biarkan curiga mampir sebentar agar cinta tiada yang terdustai..... Kasih ....... Kutitipkan sendiriku dihatimu, berharap tiada yang pindah kelain hati...dan tiada keresahan yang melanda saat jauh dari sua...... Kasih ..... Kusertakan kantuk ini sebagai penyembuh lelahnya mata. Biarkan semua tersudahi  dalam persemaian waktu sang fajar.... Dan membekas dal...

Bayangan salah

Sebaris kesalahan pernah mewarnai kehidupanmu... Sebuah khilaf tak menjadikan rasa itu menjauh pergi.... Bayang itupun sering melintas,bertebaran di langit kenangan.... Entah disadari atau tidak rasa itu semakin subur dalam pandanganku. Sebaris salah pernah melukis kehidupanmu.... Walau lembaran maaf pernah terucap.....namun tak menghapus warna itu dalam ingatku. Bukan sebuah dendam,hanya penyembuh butuh waktu untuk itu. Bukan sebuah akhir,hanya pembenahan menjadi lebih baik. Semakin waktu mengusaikan lalu itu,semakin banyak warna yang  sama hadir dalam pandang dan telingaku. Sebaris luka pernah tertoreh di lembaran hati..... Khianat dan dusta pernah merajai... Amanah terkoyak dipersimpangan lalai.... Entah berapa kali atau pengulangan yang sama mewarnai kehidupanku.... Mungkin maaf atau khilaf itu berteman dalam sebuah ucapan. Hingga semua warna berujung sama diakhir cerita. Sebaris lara pernah ada diantara peristiwa laluku. Mengapa....? pernah sirna dalam jawaban ...

Dieng yang dulu

Dieng....Dieng....Dieng...... Ditubuhmu yang dingin,pernah tertulis namaku disana. Ditanganmu yang beku,pernah ada aku dipelukmu. Dihamparan bunga pancawarnamu,pernah ada canda dan tawa tertinggal disana. Di danau telaga warnamu,pernah tersimpan senyum indah masa remajaku. Dan di sepanjang jalanmu yang berangin syahdu....pernah ada jejak masa lalu. Dieng kamu begitu romantis. Perubahan tahun dalam tiap masanya, menjadikan dirimu semakin tersinggahi hati..... Tak usang selembar ingat ini  tentangmu.... Tak pudar warna dahulu saat mengingat keindahanmu... Tak ingin usia melalaikan memoriku tentang dirimu.... Dan ingin kembali kelanaku sampai padamu saat ini..... Dieng kamu penuh pesona. Dieng....Dieng....Dieng..... Tubuhmu yang berkelok menjadi sesuatu lebih mencapaimu. Bukit berjurang dan hutan berladang adalah tantangan mendapatkanmu. Bersama langkah sang kabut yang mulai turun... Bersama itu pula tersudahi sudah pandangku kepadamu. Parasmu memikat hati untuk sing...

Teguran sang api

Sepercik api tersulut dalam kobaran yang menyala....... Tak perlu hitungan jam,hangus merata dalam papa..... Tak perlu menunggu hari,sekejab tersudahi tiada yang tersisa.... Tak ada selembar harta yang tertinggal sebagai penyembuh..... Terenggut paksa oleh waktu yang tiada disangka. Rapuh sebuah raga dalam keterpurukan dunia... Kenapa dan bagaimana....? sebuah tanya jadi kalimat pertama. Penyalahan diri menjadi ungkapan tak berdaya. Lemah sebuah hati dalam trauma panjang sebuah kehidupan. Sebab akibat jadi kalimat kedua sebuah terka dan prasangka yang tak berujung. Kesendirian bagai pukulan jiwa sebuah ujian yang begitu berat... Penyesalan dan putus asa menjadi kalimat terakhir,saat semua tersudahi dan tak sadarkan diri. Anugerah dan ujian adalah kehendakNya.... Ikhlas dan menerima semua qodo dan qodarNya adalah proses  menata sebuah hati.... Tanpa kekuatan dan campur tanganNya tak akan mampu sebuah jiwa melalui semua. Semoga kita diberi kekuatan untuk menerima semu...

Senyum

Pecahan kisah berujung senyum dalam tiap serpihannya.... Tak perlu semua,cukuplah ingat ini berada disana.... Karena sebuah usia tak mampu hadirkan ingat ini dalam wujud yang sempurna. Goresan memori berujung senyum di setiap garis yang mulai samar.... Tak perlu tergores utuh,cukuplah ingat ini tentang waktu itu.... Karena sebuah usia mulai pudarkan gambar oleh sang lalai. Kenangan indah berujung senyum dalam setiap ceritanya..... Walau tak harus semua alurnya tersampaikan,cukuplah ingat ini tentang kenangan itu disana.... Karena sebuah usia akan semakin dalam menyimpannya diruang lupa. Gambaran lalu berujung senyum bila mengingatnya..... Walau tak selengkap dulu, cukuplah senyum ini mengerti apa yang tertinggal disana. Karena sebuah usia semakin kejam menghapus satu persatu memori itu dalam ingatan. Semua yang terlalui tercatat indah bersama rangkuman kehidupan... Senyum masih ada sebagai pengingat semua. Karena sebuah usia tetap akan berkisah dalam setiap masanya. Dan ...

Doa awal tahun

Ya Robb.... Kugeser waktu dipersimpangan menit,berharap takdir buruk tak sampai padaku diawal Muharram ini. Ku tahan lajunya waktu,berharap pembenahan diri mampu menyongsong hari esok. Dan ku ikhlaskan hari kemarin tentang salah dan khilaf bersama rangkaian maaf yang tulus. Ya Robb..... Waktu tetap melaju tanpa kuasa ku menahannya.... Hanya kalimat doa yang mampu  mengiringi pergantian tahun ini. Ku sampaikan kembali doa lalu yang belum terjawab...... Berharap Kau dengar dan terIyakan olehMu..... Dan kurangkai kembali harapan baru agar sampai padaMu sebagai doa yang Istiqomah. Ya Robb..... Bersama awal tahun, tiada henti tangan ini menengadah dalam istighfar..... Berirama indah AsmaMu..... Berkidung solawat kekasihMu..... Mata ini berkaca-kaca mengingat lalunya waktu dalam setahun. Ya Robb..... Akankah tertulis kembali takdir  ini dalam lembaran baru.... Andai ada lembaran baru itu untukku, kumohon jadikan kebaikan dan keselamatan hidupku didunia akhirat.........

Cerita sang alam

Kembali alam bawa kabar duka... Lewat angin ia sampaikan jiwa yang telah pulang. Bukan sekedar melintas di telinga lalu menghilang. Angin bawakan juga cerita didalamnya.....saat labuhnya jiwa masih bertahta didunia. Seorang yang baik akan mewangi dalam dongengnya..... Begitu juga sebaliknya. Peristiwa lalunya jiwa, bagai kisah yang jauh dari terka. Kembali alam membawa cerita duka..... Saat kematian menjadi pengingat sebuah waktu.... Saat pikiran dan hati tak kuasa menembus kabar itu. Termangu dalam ketakutan seorang jiwa manusiawi. Kembali alam membawa berita duka,dalam larut dan nestapa..... Angin yang menyerta tersenyum diantara linangan air mata..... Bukan hujan ataupun gerimis, Saat takdir bicara tak seorangpun jiwa mampu berkata tidak.... Saat ketetapan sudah menyerta,tak ada catatan waktu yang terlewat bersama garisNya. Dan saat duka jadi beratnya hati untuk menerima. Kemana akan berserah.... Dari Tuhan kita diciptakan dan padaNya kita akan kembali. Kembali al...

Srinindito baru ( Episode 1 )

Kutulis sebuah kisah tentang adanya aku dan kampung baru. Berawal dari Padang rumput luas yang menghijau.... Ladang subur dengan aneka tanaman liar tumbuh bersama.... Hamparan semak belukar jadi pandangan asli sebuah lapang yang tak bertuan. Tahun demi tahun menjadikanku tumbuh bersama dalam masa kanak-kanak penuh canda...  Ditanah lapang tertulis juga kanak-kanak yang lainnya dalam seusia berlari berkejaran bola. Sungguh aroma alam terbawa bersama angin yang belum terpolusi. Entah masa terus berganti atau aku yang meninggalkan masa kanak-kanak itu. Mata ini masih mampu mengingat memori saat masa sulit itu terlewati..... Kusisiri jalan setapak dalam kelanaku mencari air...  Kusisiri jalan setapak dalam kelanaku menjajakan gorengan..... Dan ku ingat jelas lari kecilku menuju sekolah sambil menjinjing termos es lilin..... Ya,aku dan kampungku. Kembali kutulis lembaran berikutnya tentang aku dan kampungku. Tahun terus bertambah..... Masapun menjadikanku usia yang ...

1 Muharram

Perjalanan waktu membawa tiap peristiwa tercatat di buku ingatku... Kembali malam ini Anugerah datang diawal tahun baru hijriah. Lewat doa tersampaikan diakhir tahun ......  beriring pula doa harapan diawal tahun. Tiada ungkapan yang mampu mewakili syukur ini. Saat tangan Ilahi merengkuhku dalam panjang umur..... Tiada kalimat yang terucap mewakili syukur ini. Saat kasihsayangNya tercurah dalam kesehatanku....... Tiada kata-kata yang kusampaikan mewakili syukur ini. Saat pengaduan ini sampai padaNya lewat dzikir memuji keindahan AsmaNya. Malam 1 Muharram, Hamparan hajat berjuta umat bagai samudra doa. Usaha yang dilakukan selama setahun waktu,bersandar dalam tawakal malam ini. Bermunajat dalam istiqfar dan pendekatan diri pada Sang Kholiq jadi pilihan diakhir tahun ini. kubawa rangkaian pinta ditahun lalu yang belum sempurna...... Kuhantarkan segala harapan baru diawal tahun ini... Agar sampai padaNya sebagai doa yang terjawab dan terIyakan...... Ya Robb..... Tiada...

Kemarau

Gugurnya daun kering sebagai tanda kemarau mendatangi. Embun penyejuk luluh oleh terik yang menyengat...... Hembusan angin mulai beraroma amarah.....panas membakar. Sesekali sengatannya jatuh di lapisan kulit sampai ke jiwa..... Gersang menjadi rangkuman sang kemarau..... Hujanpun mengalah pergi meninggalkan tahtanya tanpa permisi..... Panas menjadi curhatan semesta, saat dia membawa angin bercengkrama dengan bara.... Semua bagai panggangan masal yang harus dinikmati. Hewan berlari mencari keteduhan, Pohonpun pasrah dalam doa meminta hujan kembali.... Serapah dan gundah menjadi warna yang dilontarkan tiap insani. Walau semua tahu, kenikmatan ini sungguh-sungguh harus dirasakan. Bersama catatan waktu yang ada. Saat kemarau jadi kuasa sebuah masa..... Akan kemana suara gemercik air yang biasa mengalir..... Air tanah pun  menangis tanpa air mata. Akan kemana ladang hijau terhampar luas...... Rumput pun tertunduk mengering pudarkan warna menguning. Saat kemarau membaw...

Menanti hari

Memang hari tak wujudkan sebuah mimpi... Namun waktu menjadikan mimpi itu berlarian diujung hari. Susul menyusul tanpa kata-kata yang mampu terhenti.... Kadang tergantung di langit atau bersembunyi diawan. Sebuah jemu kadang mewarnai tersudahinya kelana itu. Mungkin hari tak wujudkan sebuah mimpi..... Namun bayangan itu membagi mimpi dalam beragam. Entah sampai kapàn hàri itu tiba.... Entah hitungan keberapa hari itu menyapa..... Entah jemu mampu berkuasa dalam putuasa..... Atau  pengulangan hari tetap akan  dinanti. Mungkin hari ini tak wujudkan sebuah mimpi..... Namun terjaga untuk wujudkan mimpi akan lebih menyata disebuah pencapaian diri.

Dihamparan bumi

Dihamparan bumi tertulis sudah dalam catatan semesta. Beribu tahun tertimbun jejak kaki sebagai labuhnya sang mahkluk penghuni dunia..... Terlahir ...... Berpulang...... Terhempas..... Menghilang...... Pergi lalu mendatang..... Ada dan tiada...... Semua silih berganti dalam setiap masanya. Dihamparan punggung sang bumi, tertoreh semua peristiwa...... Terekam dalam rangkuman panjang masing-masing jiwa..... Membawa sebab akibat dari apa yang dilakukan..... Menuai hasil dari apa yang ditanam diladang perbuatan. Begitulah persemaian mahkluk dari hidup sampai mati. Dihamparan tubuh sang bumi, Kesombongan bersama angkuh merajai....... Kejujuran bersama dusta berhamburan...... Percaya bersama prasangka berbagi  porsi..... Persaingan bersama lalu-lalangnya kebaikan terus mewarnai gambar kehidupan masing-masing jiwa. Dihamparan perut sang bumi, tersimpan ribuan juta rahasia yang tersimpan..... Bagai sebuah sampah yang tercecer disetiap cerita dunia...., Atau bagai berlian...

HBD mamas

Anakku...... September menyapamu diawal bulannya..... Angka 2 menjadi peristiwa abadi adanya keberadaanmu didunia, Sebuah tahun terpilih sebagai usia yang mulai mandiri..... 22 tahun angka ini mematri jiwa ragamu dalam dewasa. Anakku.... Mungkin langkah pernah salah, Namun tak menjadikanmu kesalahan yang berulang...... Mungkin khilaf pernah berwarna diharimu,namun pembenahan menjadi pilihan..... Mungkin lalai dan rapuh pernah membelenggu waktumu,namun bangkit dan semangat mengembalikan  adanya dirimu.... Mungkin duka dan putus asa pernah singgahi masa sulitmu, namun sujud dan istiqfar mampu lalui semua itu. Anakku.... Bersama hari bahagia ini,kutulis kalimat sebagai pengingat...., Tentang rasa syukur atas sampainya Anugerah ini dalam pengulangan waktumu. Semoga dirimu menjadi anak  Sholeh yang cerdas,sukses,panjang usia,sehat dan selamat dunia akhirat.... Anakku..... Bersama harimu yang membawa usia kian bertambah,smoga teriring pula datangnya pendamping yang S...

Goresan waktu

Kata yang terucap tiada mungkin ditarik kembali... Kalimat yang tersampaikan tiada mungkin dihapus kembali.... Bahasa yang telah terdengar tiada mungkin terlupakan. Begitu juga waktu, apa yang sudah terjadi tiada bisa diputar lagi.... Apa yang sudah terlewat tiada mungkin kembali...... Masa dalam hitungan waktupun terus berjalan tanpa henti..... Begitu juga kehidupan ini, Apa yang sudah tertulis diketetapanNya tiada dapat terhapus..... Bersama doa dan harapan yang selalu menyerta.... Semua   menjadi warna dalam catatan sang waktu.... Akan berakhir kebaikan atau sebuah sesal bila mengingat sesuatu yang telah terjadi. Seperti persemaian yang tertanam di ladang waktu... Akan berbuah sesuai yang ditanam..... Akan menuai sesuai yang ditabur. Seperti perbuatan akan bersebab akibat diujung hari,dalam waktu yang lain. Semua akan jadi pengingat di sebuah hati walau tiada kita sadari.