Siang kian terbentang,aroma panasnya menambah rasa yang kian sulit kupadamkan.....
Kembali kutekan lajunya amarah... Dalam nafas panjang kuperangi emosi agar ada selah hati ini untuk keluar dari serapah emosi....
Bagai bom waktu yang siap pecahkan semua.
Kuraih istiqfar sebagai penenang....
Berlabuhnya diam kuharap meredamkan api didalam dada.
Namun lintasan sakit kembali datang menyeruak diamku.....
Berbisik diantara amarah dan nurani.
Ada garis merah yang sulit berubah warna....
Ada bara api yang sulit padam....
Ada luka yang masih menganga...
Berdarah dan perih.
Kebencianpun jadi buah disela rasa itu, menambah torehan yang pernah tergores.....dan terjadi lagi.
Begitu sulit membasuh luka dalam keutuhan cinta yang sama.
Teramat dalam luka yang tertinggal.....
Teramat sakit lara yang telah tergores.....
Teramat perih mengingat semua.
Dan teramat sulit menghapus benci ini dalam hitungan waktu.
Entah sampai kapan aku tak tau.
Siang kian jauh membawa lalu,
Kusertakan semua tentang kamu....
Agar tiada tersisa,walau hanya sebuah nama..... tak Ingin ku menyebutnya.
Jauhlah....jauhlah......
Bersama seluruh kenangan yang tak ingin ku ingat kembali.
Comments
Post a Comment