Alam suguhkan secawan madu.
Bersama waktu madu itu akan berubah apa ditangan kita......
Pilihan kembali dimasing-masing hati sebagai pembawa rasa.
Tergantikan dalam secawan lupa yang melenakan....
Secawan khilaf yang terbiasa....
Secawan salah yang dibanggakan... Secawan ingkar disetiap setia.
Dan secawan sujud yang mulai ditinggalkan.
Padahal alam seisinya bersujud pada Tuhannya.
Semesta sudah jemu dengan polah tingkah manusia....
Berlalu dalam lalai disetiap kewajiban pada sang Penentu....
Berjalan disepanjang waktu tanpa ingat pemberi hidup.....
Padahal semesta bertasbih memuji Asma Tuhannya.
Tiada kerinduan sebuah hati pada sang Penentu,tanpa memanggil AsmaNya dalam ketaatan ......
Tiada ketenangan sebuah jiwa tanpa keimanan di dalamnya......
Tiada Rahmat dan hidayah yang sampai tanpa kita menjemputnya.
Dan tiada sebuah Anugerah andai tiada syukur sebagai labuhnya.
Hingga berat sebuah bumi memikul dosa-dosa sang penghuninya.
Teguran bagai tawanya bumi yang sedang murka.....
Gemuruh petaka dalam guncangan gempa yang melanda....
Semua bersebab akibat dalam setiap perbuatan yang disemaikan.
Tiada sebuah instrospeksi diri selain penyalahan satu sama lain.
Dimana setiap lisan yang dulu memuji Tuhannya sebagai wujud ketaatan.
Dimana ucao syukur yang terucap disetiap harinya.
Dimana semua yang dulu istiqomah memuliakan EsaNya.
Semesta kembali tawarkan kefanaan yang semakin larutnya sebuah jiwa dalam kelalaian.
Kemana jalan yang akan kita pilih
DariNya kita diciptakan dan kepadaNya kita akan kembali.
Comments
Post a Comment